Prediksi Bola Terbaru - Inilah Review Perjalanan "The Blues" Chelsea menuju final Liga Champions 2011/12 di Allianz Arena.
Menggelontorkan total ratusan juta poundsterling untuk belanja pemain, bahkan menembus angka lebih dari £1 miliar jika ditambah pengeluaran gaji pemain dan pelatih, sejak mengakuisisi Chelsea pada 2003, bukan rahasia lagi bahwa impian utama Roman Abramovich adalah membangun tim yang tak hanya mampu berjaya di kancah domestik, tapi juga di ranah Eropa.
Setelah nasib sial menggagalkan The Blues di final Liga Champions 2008, dengan John Terry terpeleset dalam adu penalti di tengah guyuran hujan di Stadion Luzhniki, kesempatan kedua datang tahun ini, di mana mereka bakal bersua Bayern Munich pada laga pamungkas di rumah lawan, Allianz Arena, Sabtu atau Minggu(20/5/2012) WIB.
Tak dapat dipungkiri bahwa kelolosan Chelsea melaju hingga partai puncak membelalakkan mata banyak orang, mungkin termasuk intern kubu Stamford Bridge sendiri. Terlebih kondisi tim sempat carut-marut sehingga memaksa manajer Andre Villas-Boas, yang baru dipekerjakan pada awal musim, ditendang alias di pecat.
Pemecatan AVB, pelatih kedelapan Chelsea di era Abramovich, ternyata menjadi berkah terselubung buat skuad Roman Emperor. Roberto Di Matteo, asisten manajer yang didapuk sebagai caretaker, mampu menghadirkan stabilitas yang amat dibutuhkan, dan mengembalikan tim ke trek kemenangan. Puncaknya adalah ketika mereka membalikkan segala prediksi dan menundukkan juara bertahan sekaligus unggulan utama UCL, Barcelona, dengan agregat 3-2 di fase semi-final.
Jelang duel puncak ajang antar klub termewah Eropa yang tinggal tersisa hitungan jam saja,
Prediksi Bola Mania mengajak Anda menyimak perjuangan "The Blues" merintis jalan menuju Allianz Arena sejak putaran grup.
Fase Group
|
TIM
|
Skor Pertandingan
|
Tim
|
Chelsea
|
2 – 0
(David
Luiz 67', Mata 90+2')
|
Bayer
Leverkusen
|
Valencia
|
1-1
(Lampard
56')
|
Chelsea
|
Chelsea
|
5-0
(Meireles
8', Torres 11' & 27', Ivanovic 42', Kalou 72')
|
Genk
|
Genk
|
1-1
(Ramires
26')
|
Chelsea
|
Bayer
Leverkusen
|
2-1
(Drogba
48')
|
Chelsea
|
Chelsea
|
3-0
(Drogba
3' & 76', Ramires 22')
|
Valencia
|
The Blues melakoni start gemilang dengan menggebuk Leverkusen 2-0 di Stamford Bridge dalam laga perdana Grup D. Catatan positif ini berlanjut dengan hasil imbang kala menyambangi tim kuat, Valencia, di Mestalla, disusul pesta lima gol sewaktu menjamu Genk. Sayang, kunjungan ke markas klub Belgia itu pada matchday keempat tak berujung tripoin buat Chelsea. Unggul lebih dahulu melalui gol Ramires di babak pertama, tim besutan Villas-Boas harus puas dengan hasil akhir 1-1 setelah Genk menyamakan kedudukan di babak kedua lewat striker Jelle Vossen.
Situasi Chelsea sontak berubah menjadi kelabu setelah mereka dipaksa menyerah 2-1 oleh Leverkusen di BayArena. Gol pembuka skor Didier Drogba, sekaligus gol pertamanya di UCL musim ini, seakan tak berarti lantaran Die Werkself mampu membalas dua kali melalui Eren Derdiyok dan Manuel Friedrich.
Kekalahan tersebut menjatuhkan The Blues ke posisi kedua di klasemen sementara, mengantungi poin sama dengan Valencia di tempat ketiga. Duel kedua tim di Bridge pada matchday pamungkas pun jadi partai hidup-mati. Namun Chelsea dapat menjawab tantangan dengan sempurna. Kontribusi gol Drogba dan Ramires menutup paruh pertama dengan keunggulan tuan rumah 2-0. Drogba kembali masuk scoresheet di paruh kedua guna melengkapi kemenangan 3-0.
Karena di saat bersamaan Leverkusen hanya mencatat skor seri 1-1 di kandang Genk, Chelsea pun berhak memuncaki klasemen akhir dengan surplus satu poin atas sang wakil Bundesliga.
Klasmen Akhir Grup F Liga Champions 2011/2012
|
|
M
|
M
|
S
|
K
|
Gol
|
Poin
|
|
Chelsea
|
6
|
3
|
2
|
1
|
(13-4)
|
11
|
|
Bayer Leverkusen
|
6
|
3
|
1
|
2
|
(8-8)
|
10
|
|
Valencia
|
6
|
2
|
2
|
2
|
(12-7)
|
8
|
|
Genk
|
6
|
0
|
3
|
3
|
(2-16)
|
3
|
Di first knock-out round, hasil undian mempertemukan Chelsea dengan Napoli, salah satu kuda hitam asal Italia yang melaju sebagai runner-up Grup A, disebut-sebut sebagai grup neraka UCL 2011/12. Tanpa kemenangan di empat gim resmi terakhir, The Blues bertandang ke San Paolo pada 21 Februari. Harapan kubu tamu sempat membuncah saat kesalahan Paolo Cannavaro memudahkan Juan Mata membobol gawang Morgan De Sanctis (27').
Akan tetapi, I Vesuviani yang memang tampil lebih impresif mampu membalikkan skor sebelum turun minum via Ezequiel Lavezzi dan Edinson Cavani. Lavezzi lantas mencetak gol keduanya pada menit ke-65 dan memberikan Napoli keunggulan agregat signifikan 3-1 sebagai bekal menghadapi leg kedua. Sekitar dua pekan setelah laga ini, tepatnya ketika tim kembali menelan kekalahan, 1-0 atas West Brom di Liga Primer, AVB digusur dari kursi manajer.
|
Fase 16 Besar
(Aggr. 4-5)
|
|
Tim
|
Skor
|
Tim
|
Napoli
|
3-1
(Mata 27')
|
Chelsea
|
Chelsea
|
4-1 (AET.)
(Drogba 28', Terry 47', Lampard 75'
pen., Ivanovic 105')
|
Napoli
|
Di bawah caretaker Roberto Di Matteo, Chelsea mampu meraih kemenangan berurutan kontra Birmingham dan Stoke, jelang menerima kedatangan Napoli. Meski begitu, rasanya sedikit sekali yang memprediksi The Blues bisa membalikkan defisit agregat. Tapi itulah yang persis terjadi di Stamford Bridge pada 14 Maret. Trigol Chelsea lewat Didier Drogba, John Terry, dan penalti Frank Lampard, serta satu gol I Partenopei melalui Gokhan Inler dalam 90 menit memaksa digelarnya perpanjangan waktu. Di babak inilah Branislav Ivanovic muncul sebagai pemasti tiket perempat-final untuk Chelsea dengan menyelesaikan assist Drogba. Comeback spektakuler ini mengobarkan keyakinan tim untuk melaju jauh.
Di babak delapan besar, Chelsea kembali terundi menghadapi kuda hitam lain, Benfica, tim yang sukses menjuarai Grup C, yang juga dihuni oleh Manchester United, dan mengempaskan jawara Rusia, Zenit St. Petersburg, di 16 besar. Namun Os Aguias toh sanggup diatasi The Blues. Gol tunggal Salomon Kalou menuntaskan sodoran Fernando Torres pada first leg di Estadio da Luz menghasilkan kemenangan tipis 1-0.
Pada pertemuan kedua, konversi penalti Lampard di menit ke-21 disusul kartu merah buat Maxi Pereira lima menit jelang turun minum seolah bakal membuat Chelsea melenggang mudah. Tapi Benfica ternyata ogah menyerah begitu saja. Dengan sepuluh pemain, armada asuhan Jorge Jesus dapat menyamakan skor lewat Javi Garcia pada menit ke-85. Bagaimanapun, sepakan keras Raul Meireles pada injury time akhirnya mengubur harapan klub negara kelahirannya, Portugal, itu.
|
Perempat-Final
(Aggr. 1-3)
|
|
Tim
|
Skor
|
Tim
|
Benfica
|
0-1
(Kalou 75')
|
Chelsea
|
Chelsea
|
2-1
(Lampard 21' pen., Meireles 90+3')
|
Benfica
|
Walau keberhasilan membalikkan agregat atas Napoli terbilang fenomenal, ujian terberat Chelsea tak pelak adalah saat bersua juara bertahan turnamen, Barcelona. Di sinilah kepiawaian taktik Di Matteo berbicara. Sadar tak mungkin unggul jika mengadu kualitas permainan dengan raksasa Spanyol itu, dalam dua leg sang bos menginstruksikan anak-anak asuhnya agar lebih berkonsentrasi di sektor belakang dan melancarkan serangan balik kilat saat berhasil merebut bola. Hasilnya paten, kendati banyak ditekan, Chelsea sukses memetik kemenangan 1-0 melalui Drogba pada game pertama di Bridge.
Strategi serupa tampak bakal patah saat The Blues ganti bertandang ke Camp Nou. Dua gol Sergio Busquets (35') dan Andres Iniesta (43') diselingi tindakan bodoh kapten John Terry menendang Alexis Sanchez dalam insiden tanpa bola sehingga berujung straight red card (37') membuat ketersingkiran Chelsea bagai sebuah keniscayaan. Namun harapan Chelsea sontak merekah setelah Ramires menaklukkan Victor Valdes lewat tendangan lob cantik memanfaatkan umpan Lampard yang jeli melihat lubang di lini belakang Barca.
|
Semi-Final
(Ag. 3-2)
|
|
Tim
|
Skor
|
Tim
|
Chelsea
|
1-0
(Drogba 45+2')
|
Barcelona
|
Barcelona
|
2-2
(Ramires 45+1', Torres 90+2')
|
Chelsea
|
Skor 2-1 tak cukup buat The Catalans karena Chelsea unggul dalam gol tandang, namun bombardir serangan yang mereka lancarkan tak kunjung berbuah gol, termasuk penalti Lionel Messi di awal babak II yang hanya membentur mistar. Justru pasukan Di Matteo, yang terus bertahan dengan kokoh di sisa pertandingan, mampu menyamakan kedudukan. Memanfaatkan garis pertahanan Barca yang sangat tinggi, Fernando Torres melakukan sprint sendirian setelah mengambil bola sapuan Ashley Cole. El Nino pun dengan dingin mengecoh Valdes dan melesakkan gol penyeimbang pada injury time.
Chelsea menuntaskan dendam di semi-final 2009 dan melangkah ke partai puncak untuk kali kedua sepanjang sejarah -- Dihimpun dan dipublikasikan oleh
Prediksi Bola Terbaru dan Akurat